1. Orang Jawa suka menyatakan segala sesuatu secara
tidak langsung. Cenderung bersikap semu terselubung. Manusia Jawa penuh simbol,
suka menyimpan kata-kata tersamar. Setiap yang datang padanya diterima dengan
baik seperti diungkap watak orang Jawa dalam peribahasa: wong Jawa nggone semu; sinamun ing samudana; sesadone ingadu manis.
2. Tutur kata perbuatan orang Jawa menjunjung
tinggi kehalusan, tata krama dan semangat persatuan tenggang rasa (tepa slira).
3. Orang Jawa, terbuka, mudah melakukan hubungan
komunikasi pergaulan dengan siapapun. Berusaha rukun, bergotong royong, sebisa mungkin menghindari konflik. Seperti
tercermin dalam: rukun agawe santos
dan crah agawe bubrah.
4. Suka prihatin dan melakukan olah batin. Sesuai
peribahasa: wong jawa gedhe tapane. Orang
Jawa memiliki semangat besar untuk bertapa (menjalani asketisme) atau laku
prihatin. Seperti dalam: cegah dhahar
lawan guling.
5. Memiliki sifat rela, seperti dalam peribahasa: rila lamun ketaman, kelangan nora gegetun. Menerima berbagai situasi dengan lapang dada
(narima ing pandum), sabar dan tahan
cobaan (sabar subur).
6. Orang Jawa memiliki kesetiaan tinggi (mituhu) dalam mengabdi dan melakukan
kerjasama. Temenan, sepi ing pamrih rame
ing gawe.
7. Berbudi luhur, mengutamakan pertimbangan baik
buruk dan kepantasan dalam berbuat maupun menilai kondisi (ilok).
8. Orang Jawa memiliki religiusitas yang sangat
tinggi sesuai kepercayaan batin yang dianutnya.
9. Berbuat cenderung sangat hati-hati. Empan papan,
tidak grusa-grusu. Sangat terpengaruh 'eling
lan waspada'. Suka mawas diri, dalam
arti tidak terlampau tergiur oleh derajat pangkat semat kramat hormat.
10. Orang Jawa memiliki perhatian dan kepercayaan yang
sangat tinggi hubungannya dengan metafisika. Hubungan makro-mikrokosmos.
0 comments:
Posting Komentar