PSIM mengawali babak 8 besar Divisi
Utama PT. Liga Indonesia melawan PS. Sumbawa Barat. Pada pertandingan ini, aku sempat
bingung setengah mati mau pake atribut apa enggak. Soalnya kelompok supporter
yang ada di tribun utara sepakat memakai atribut sedangkan kelompok supporter
yang ada di tribun timur sepakat tidak mengenakan atribut. Setelah menimbang
dan menghitung, akhirnya aku memutuskan untuk berangkat tidak memakai atribut.
Pas aku di barat Mandala Krida, aku
melihat kelompok supporter yang ada di tribun utara. Terkena sweeping atribut
yang dilakukan oleh pihak kepolisian, mereka terpaksa bertelanjang dada ria
untuk menonton PSIM. Setiap anggota mereka membuka kaos terutama yang cowok. Terus
yang cewek piye? Po yo arep dikon buka kaos!? haha
“Alhamdulillah,
untungnya aku gak jadi ikut mereka,” batinku
Setelah cari tempat parkir yang aman,
aku langsung beli tiket. Harga tiket pertandingan ini, jauh lebih mahal dari
sebelumnya. 20.000, men! Tapi untuk PSIM apasih yang enggak. wkwk.
Setelah aku masuk stadion, aku mulai
berubah pikiran. Aku kayaknya pengen nyoba di tribun utara aja. Kapan lagi aku bisa
kayak ultras (supporter dari Italy). Aku langsung pindah dari tribun timur ke
tribun utara. Di sana, aku dikasih roll kertas. Ketika kick off, kami melempar
semua roll kertas itu. Aksi kami lumayan baguslah, walaupun baru pertama kali
kami lakukan. Pas pertengahan babak pertama, dirigen meminta kami melepas kaos
demi kekompakan dan solidaritas. Alhasil, aku juga ikut copot kaos. Brrrrr, rasanya
dingin banget!
Selain itu, kami juga menyanyikan
yel-yel yang mendesak kepolisian segera mengusut tunas kasus M. Nurul Huda (korban
penusukan antarsuporter). Ketika pertandingan akan berakhir, kami juga
menyalakan flare.
Pertandingan kali ini berjalan cukup menegangkan
karena PSIM ketinggalan terlebih dahulu lewat gol Antonio Teles (PS. Sumbawa
Barat). Untung pada pertengahan babak kedua Nova Zaenal dan Emile Linkers
berhasil membalikkan keadaan sehingga PSIM unggul 2-1.
0 comments:
Posting Komentar