Derby Jogja #3


Pada edisi Derby Jogja kali ini (12 Februari 2010), giliran PSIM yang menjamu PSS di Stadion Mandala Krida. Kebetulan juga supporter tim tamu diperkenankan datang ke Stadion Mandala Krida. Mereka diberi kuota 1000 orang untuk menonton di Stadion Mandala Krida. Mereka datang dengan menumpang truk dan dikawal ketat oleh polisi.

Aku pun bertanya dalam batinku sendiri, “Kalaupun kami datang ke stadion maguwoharjo saja tidak butuh kawalan polisi, mengapa mereka tidak bisa mencontoh kami? Apakah meraka takut? haha

Kelompok suporter tamu pada awal pertandingan sempat dilempari minuman botol oleh suporter tuan rumah di tribun utara. Melihat kejadian itu, polisi langsung mendesak suporter yang ada di tribun utara ke bagian tribun timur. Mereka memukul suporter yang ada di tribun utara, kejam banget mereka.

Peluit babak pertama pun berbunyi, PSIM unggul 1-0 melalui gol yang disarangkan oleh Engkus Kuswaha. Kelompok suporter tuah rumah dan supporter tim tamu tak ada hentinya menyanyikan yel-yel penyemangat untuk tim mereka dukung. Pada babak kedua, pertandingan menjadi semakin menarik, ketika PSS berhasil menyamakan kedudukan melalui legiun asing barunya. Pertandingan semakin panas setelah gol itu, puncaknya ketika pemain PSS akan melakukan lemparan ke dalam. Tiba-tiba ada salah satu oknum penonton tuan rumah yang melakukan lemparan batu ke pemain tersebut. Sontak pemian tersebut langsung jatuh dan mengeram kesakitan. Para penonton yang lainnya menyesalkan kejadian tersebut dan menghujat si pelempar. Kejadian tersebut sungguh memalukan karena dapat menciderai nama suporter PSIM dan disaksikan oleh jutaan pasang mata pecinta bola (live ANTV).

Melihat kejadian tadi. polisi pun mulai bergerak mengamankan jalannya pertandingan. Entah apa yang dipikirkan oleh salah satu anggota polisi yang membawa gas air mata, tiba-tiba dia menembakkan gas air mata ke tribun timur. Suporter (termasuk aku) yang ada di tribun timur langsung berhamburan ke luar lapangan untuk menyelamatkan diri. Para suporter seolah tak peduli siapapun yang harus selamat dalam kejadian ini, mereka terus berdesak-desakan untuk mentelamatkan dirinya sendiri padahal yang di tribun timur sebagian masih anak kecil yang tidak tahu cara menyelamatkan dirinya sendiri dan yang sangat membutuhkan bantuan. Sebagian supporter ada yang keluar stadion dan ada yang masuk ke lapangan.

Aku sempat berpikir untuk keluar lapangan namun kuputuskan untuk bertahan di dalam stadion sambil melihat apa yang terjadi di dalam stadion. Beberapa supporter yang emosi merusak banner sponsor dan merubuhkan pagar. Melihat kejadian yang memilikukan ini, aku langsung keluar stadion dan memutuskan untuk pulang. Sungguh aku kecewa, mengapa mereka merusak stadion sendiri yang jelas-jelas merugikan PSIM. Kalau aku jadi mereka mungkin aku lebih milih melempari supporter tim tamu daripada merusak stadion sendiri.

Sebelum aku pulang, aku menuju ke dekat mobil pemadam kebakaran. Aku meminta air  untuk menetralkan gas air mata yang ada di mataku. Setelah merasa lebih baik, aku memutuskan untuk mencoba ke sebelah barat komplek stadion mandala krida. Ternyata, pintu masuk tribun tertutup tidak dijaga. Mengetahui hal itu, aku pun langsung masuk ke tribun tertutup. Ternyata sebagian temen-temen yang ada di lapangan melempari suporter tim tamu dengan botol. Secara spontan aku juga ikut-ikutan melakukan hal tersebut, aku ambil botol softdrink dan melemparkannya ke arah suporter tim tamu *jangan dicontoh!*

Setalah puas melakukan aski itu, aku pun menuju ke tempat parkir dan memutuskan untuk pulang. Ketika pulang melewati sebelah timur mandala krida, aku sempat heran melihat temen-temenku menuju ke arah selatan. Akhirnya, aku tau mengapa mereka menuju ke selatan. Termyata sekelompok pasukan brimob bersenjata rotan menuju ke stadion mandala krida. Aku pun langsung pulang melalui rute lain yang kukira lebih aman. Alhamdulillah, aku dapat sampai di rumah dengan selamat walaupun batuk-batuk dan memar-memar. Walaupun bisa dibilang kejadian ini cukup menyeramkan, aku tidak akan kapok mendukung PSIM #prinsip

0 comments: