Watu Ngelak

Watu Ngelak adalah sebuah bukit batu besar yang merupakan situs bersejarah.  Situs ini berada di Dusun Puton, Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, DIY. Watu Ngelak terletak di pinggir kelokan Kali Opak.

Watu Ngelak sebagai situs bersejatah tidak hanya memiliki nilai sejarah tetapi juga memiliki nilai kebumian yang tentunya menarik untuk disimak.
Watu Ngelak memiliki nilai sejarah yang dipercaya masyarakat secara turun temurun Watu Ngelak adalah tempat bersemedi Sultan Agung Hanyakrakusuma, Raja Mataram Islam ke-4. Dahulu Sultan Agung berkelana dari Kraton Plered untuk menyusuri Sungai Opak menuju ke Pantai Selatan. Sultan Agung berkelana untuk melakukan semedi agar mendapatkan wangsit bagaimana cara melepaskan tanah Jawa dari kekangan penjajah. Maklum saja, kala itu tanah Jawa masih belum bisa ditanami palawija dan sebagian besar berupa hutan belantara. Mata pencaharian masyarakat didapat dari perdagangan dengan bangsa barat dan hasil alam. Sultan Agung cemas akan keberlangsungan hidup masyarakat serta ancaman dari luar Pulau Jawa.  Di tengah perjalanan, Sultan Agung berhenti sejenak di sebuah desa yang menampakkan cahaya indah di malam hari. Cahaya tersebut berasal dari batu kristal yang terpantul oleh sinar bulan. Selanjutnya, Sultan Agung memutuskan untuk bermalam di tempat tersebut dan menunggu hingga terbitnya matahari. Ketika terbangun, seorang anak kecil yang sedang mencari ikan membawakannya air kelapa seolah-olah tahu bahwa Sultan Agung sedang haus. Namun, Sultan Agung masih haus dan memutuskan untuk meminum air sungai di sebelah bebatuan tempatnya bermalam, yaitu di bukit batu besar. Bukit batu besar tersebut dinamai Watu Ngelak. Watu Ngelak dalam bahasa Indonesia berarti Batu Haus. Batu Haus bermakna batu yang disinggahi Sultan Agung saat beliau sedang haus. Dusun di sekitar Watu Ngelak diberi nama Puton. Kata Puton berasal dari kata putu yang berarti cucu, karena anak kecil yang memberinya minum adalah cucu seorang janda di desa Dadapan, sebuah wilayah di selatan dusun Puton. 

Secara ilmu kebumian, Watu Ngelak merupakan bukit kuesta yang terisolasi (isolated hill). Watu Ngelak dapat dikatakan sebagai kuesta karena slope dari lereng depan lebih besar dibanding dengan slope dari lereng belakang. Kenampakan ini terbentuk oleh kemiringan lapisan bantuan yang landai, maksimum 30°. Bukit terisolasi Watu Ngelak tersusun oleh litologi batugamping berlapis dan batugamping terumbu dari Formasi Wonosari. Batugamping berlapis dan batugamping terumbu berumur tersier dikelilingi oleh endapan aluvial Kali Opak berumur kuarter sehingga disebut inlier. Di bagian footwall Sesar Opak – Ngablak, Formasi Wonosari juga ditemukan sama seperti pada bagian hangingwall. Sesar Opak – Ngablak adalah sesar turun berarah NNE – SSW dengan bagian footwall berada di sebelah ESE dan bagian hangingwall berada di WNW.

Daftar Pustaka
Srijono, Salahuddin Husein, Ev. Budiadi. 2011. Buku Ajar: Geomorfologi. Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
http://id.wikipedia.org/wiki/Watu_Ngelak

0 comments: