Jalan – Jalan ke Kabupaten Grobogan

Kabupaten Grobogan adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang berada di zona Kendeng.  Aku sudah pernah ke Kabupaten Grobogan sebanyak dua kali.
Perjalanan pertama kali, menuju Kabupaten Grobogan dari Kota Yogyakarta adalah dengan menggunakan bus. Perjalanan menggunakan bus menempuh waktu sekitar 4 jam karena harus menunggu bus yang tertinggal dan berhenti di jalan karena penggunaan lajur satu arah akibat pembetonan Jalan Solo-Purwodadi. Pada perjalanan pertama ke Kabupaten Grobogan, aku menuju ke waduk Kedung Ombo. Waduk Kedung Ombo terletak di desa Rambat kecamatan Geyer 29 km. Rute yang aku tempuh melalui Kota Yogyakarta-Sleman-Klaten-Sukoharjo-Solo-Karanganyar-Sragen-waduk Kedung Ombo. Akses menuju waduk Kedung Ombo menurutku lumayan sulit karena harus naik turun bukit serta jalannya yang bergelombang dan rusak. Obyek wisata ini akan dikembangkan menjadi obyek wisata tirta hutan budaya agrowisata. Pada hari minggu dan liburan anak sekolah, obyek wisata waduk Kedungombo ini selalu ramai dikunjungi para wisatawan. Banyak penduduk sekitar yang berjualan ikan segar baik dimasak ditempat itu maupun untuk dibawa pulang.

Kesan pertamaku melihat waduk Kedung Ombo adalah waduk yang luas, suasananya sejuk dan wilayah tertata rapi. Sayangnya, waduk Kedung Ombo dikotori oleh sisa-sisa makan yang dibuang sembarangan oleh pengunjung yang datang kesana. Cuaca di waduk Kedung Ombo saat itu sedang tidak bersahabat karena dingin dan mendung. Beberapa saat kemudian hujan deras turun disertai angin kencang. Lalu, aku langsung menuju ke bus dan rombongan kami kembali pulang ke Kota Yogyakarta.
Perjalanan kedua menuju Kabupaten Grobogan adalah untuk menemani senior 2012 untuk pemetaan mandiri di kavling 10. Kavling 10 itu terletak di kecamatan Geyer dan Kecamatan Toroh. Berbeda dengan perjalanan sebelumnya, perjalanan kedua ini dengan menggunakan motor dengan waktu tempuh yang lebih singkat, yaitu sekitar tiga jam dari Kota Yogyakarta. Basecamp kami terletak di desa monggot, kec. Geyer (selatan jalan solo-purwodadi). Basecamp kami lumayan agak modern karena terletak di dekat stasiun, swalayan, bank, tempat laundry, dan lain sebagainya. Perjalanan dari basecamp menuju lokasi pemetaan di kecamatan Geyer dan kecamatan Toroh membutuhkan waktu sekitar satu jam karena jalan yang berbatu dan tidak rata. Di daerah pemetaan senior saya, dijumpai semua struktur geologi baik berupa kekar, sesar, dan lipatan. Di antara struktur tersebut, lipatanlah yang paling menonjol karena terdapat sinklin skala besar pada batugamping. Selain itu juga terdapat sesar pada batu napal masif yang ditemukan kita susur sungai kurang lebih sepanjang 4 km. Daerah pemetaan seniorku merupakan daerah ladang jagung, hutan jati, persawahan, dan sebagian kecil pemukiman penduduk. Jalan-jalan di daerah tersebut mayoritas adalah jalan berbatu besar, sedangkan jembatannya sudah ada yang cor-coran tetapi ada juga yang masih menggunakan besi dan glugu (kayu pohon kelapa). Di samping itu, di daerah pemetaan itu juga ada hewan-hewan seperti tupai, burung gemak dan ular. Kearifan lokal di daerah pemetaan tersebut dapat dilihat dari bangunan masjidnya yang berarsitektur jawa serta sebagian masjid masih beralaskan kayu. Arsitektur jawa yang paling kelihatan adalah mimbar khotib serta atap masjid. Di daerah pemetaan kami terdapat waduk kecil, warga sekitar menamakannya Waduk Sumberagung atau Waduk Kenteng. Waduk tersebut digunakan warga untuk industri perikanan dan mengairi ladang. Suasana di Grobogan sangat panas dibandingkan di Jogja. Walaupun hujan deras pernah turun tapi hujan itu turun setelah menunggu selama sebulan. Berbeda dengan di Kota Yogyakarta saat itu yang hampir tiap hari turun hujan. Efek dari turunnya hujan di daerah tersebut adalah jalan menjadi becek dan licin. Di tempat pemetaan kami terdapat tempat wisata alam cindelaras. Cindelaras adalah suatu cerita rakyat dari Jawa Timur. Untuk yang ini tahu tentang Cindelaras itu apa, silahkan baca di sini. Wisata alam Cindelaras terletak di desa Ngrai kecamatan Toroh 11 km disebelah selatan kota Purwodadi. Obyek wisata ini adalah obyek campuran antara alam dan buatan. Selain itu ada juga fasilitas untuk camping ground. Di sini terdapat waduk yang ikannya banyak. Untuk yang ingin bersemedi atau ingin mencari wangsit di puncak bukit sudah disediakan tempatnya.

Selain di kecamatan Toroh dan Geyer, aku juga pergi ke Purwodadi. Perjalanan menuju ke purwodadi memakan waktu selama satu jam. Kondisi jalan yang kami tempuh bisa dikatakan baik, kecuali untuk bagian perlintasan kereta api. Rel kereta api seolah – olah seperti polisi tidur karena tingginya lebih tinggi daripada jalan rayanya. Tempat yang aku tuju di purwodadi adalah kawasan simpang lima Purwodadi dan alun – alun Purwodadi. Kawasan simpang lima Purwodadi terdapat menara air yang dibangun tahun 1981 dan arena mainan anak-anak. Kawasan ini tempat untuk lari pagi atau jalan-jalan warga Purwodadi.

Sedangkan alun – alun Purwodadi terdapat beberapa Gedung Pemerintahan di sekitarnya dan ada bangunan kunonya yaitu Gedung BRI. Selain itu, terdapat pula pohon mindek yang usianya puluhan tahun. Kalau sore hari, tempat ini merupakan tempat jajan lesehan seperti sate kelinci,nasi goreng jagung, sea food, soto dan lain-lain. Di sini juga ada arena bermain anak-anak tetapi sifatnya tidak permanen. Di alun – alun Purwodadi, aku mencicipi kuliner khas Kabupaten Grobogan yaitu nasi jagung. Nasi jagung yang aku pesan akan berbeda dari nasi jagung umumnya karena nasi jagung ini digoreng. Rasanya enak dan pedas.


Setelah kurang lebih selama 9 hari aku digrobogan, aku pulang kembali ke Kota Yogyakarta dengan menggunakan bus sampai ke Solo, lalu naik taksi ke Stasiun Balapan. Setelah itu, menaiki KA Sriwedari menuju ke Stasiun Tugu. Kemudian, sempat mampir ke Malioboro Mall untuk membeli makanan. Akhirnya, pulang ke rumah naik mobil sampai ke Bangirejo Taman dan dilanjutkan jalan kaki ke rumah.

0 comments: