Oleh
Baron Sanggha Waskito Aji

Maknanya dari rute yang kami tempuh adalah dari Tugu Yogyakarta, kita
harus tahu Tugu dalam hidup kita, harus tahu madhep mantep e istiqomah
kita kepada Allah, dan harus kita tugukan dalam hati kita.
Selanjutnya, kami menyusuri Jalan Margoutomo yang artinya jalan yang utama. Apa
itu jalan yang utama? Jalan yang utama itu adalah jalan agama, jalan Islam yang
diridhoi-Nya sehingga kita perlu melaksanakan asas – asas ketuhanan dalam
kehidupan kita. Setelah itu, kami melewati Jalan Malioboro, kata
Malioboro ini sebenarnya adalah sebuah kata perintah. Dalam sintaksis bahasa
Jawa, sebagian kata yang berawalan W, jika dijadikan kata perintah menjadi M.
Kata “malio” maksudnya adalah dadio Wali (jadilah Wali, dalam bahasa
indonesia). Lalu, kata “boro” merupakan kependekan dari kata “ngumboro”
(ngumboro bisa diartikan mengembara). Jadi Malioboro maksudnya adalah “dadio
Wali sing ngumboro”. Jadilah Wali yang mengembara di muka bumi ini, Wali adalah
wakilnya Allah di muka bumi yang mengembarai, yang berijtihad, yang bermujahadah,
mencari hikmah hidup dan mendalami semua urusan sebaik-baiknya, kalau kita
mau jadi Wali yang mengembara, nantinya kita akan sampai pada Jalan Margomulyo
(jalan kemuliaan). Kita akan mendapat kemuliaan dari Gusti Allah
Subhaanahuwata'aalaa. Selanjutnya, kalau kita sudah mendapat karomah serta
kemuliaan dari Allah, kita akan menjadi manungsa pangurakan, manusia yang
jiwanya merdeka, pikirannya merdeka, dan sikapnya merdeka.
Demikian rute perjalanan SEGO ALUS SMA Negeri 2 Yogyakarta angkatan 2013.
Semoga dengan melawati rute ini, kami mendapatkan pelajaran berharga dari apa
yang tersirat di dalamnya dan meneladani apa yang diajarkan oleh para leluhur.
Memang, orang Jawa dulu hebat-hebat dan terkenal akan kesederhanaannya. Kalau
memberi suatu ajaran, tidak hanya umak-umik (tidak hanya sebatas di bibir
ajarannya).
0 comments:
Posting Komentar